Sikaya dan Simiskin Yang Merindukan Mahasiswa

Simiskin dan Sikaya (Ilustrasi by ideogram)

Kaya dan Miskin adalah hal yang selama ini kita kenal sebagai kelas sosial yang terkadang menjadi penentu dalam memandang seorang manusia, itulah yang dilakukan oleh segilintir orang, namun terkadang kita harus bepikir ada banyak hal yang menjadikan mereka dipandang menjadi Simiskin atau Sikaya seperti harta, jabatan atau pemikiran.

Karena hal itulah banyak melahirkan sebuah karekter yang melekat pada mereka, inilah yang menjadikan mereka  pemberani atau penakut,  menjadikan mereka pemikir atau perenung, menjadikan mereka bebas atau terkurung. 

Contoh kecil ketika aku bertanya kepada orang tuaku "mengapa aku harus selalu mengalah?" Maka orang tuanya menjawab "sabar nak kita orang gak punya dia mah bapaknya direktur nanti kalo kita ngelawan kita bisa dituntut", namun keadaan ini berbanding terbalik dengan apa yang di ajarkan kepada Sikaya ketika dia mengadu kepada ayahnya "ayah aku tadi di jalan di ledekin sama temen aku katanya aku pelit karena pas kita lagi maen bola aku kan cape jadi aku udahan maen bolanya, terus bolanya aku ambil, terus mereka minjem aku gak kasih, soalnya aku kan lagi gak ikut maen"  lalu orang tuanya menjawab "siapa nak yang ngomong gitu ke kamu? bilang ke ayah, kita samperin ke rumahnya berani mereka bilang kamu pelit". Seperti itulah yang hingga dewasa mereka ajarkan kepada anaknya, sehingga hal itu membentuk karakter yang berbeda, aku sebagai Simiskin tumbuh menjadi penurut tanpa berani membantah meski hal itu salah dan Sikaya tumbuh menjadi pemberani namun arogan seakan tak mau disalahkan.

Pemahaman itu yang selama ini banyak dianut oleh masyarakat di negeri ini dan semua itu seakan menjadi tradisi yang mendarah daging, yang di turunkan generasi ke generasi. Pada akhirnya negeri yang kaya akan sumber daya alamnya seakan miskin dengan sumber daya manusianya, masyarakat yang mengatasnamakan keadilan sebagai kepercayaannya namun selalu dimanfaatkan secara sewenang-wenang oleh kaum pemegang kuasa, masyarakat yang seharusnya tumbuh dengan pemikirannya yang kritis seakan tumpul karena dibodohkan oleh dogma-dogma yang dibangun oleh pemegang sejarah.

Maka harus ada sosok yang mengemban tugas besar dan mulia ini, yaitu menyadarkan mereka lewat doktrin yang membangunkan hati mereka, gerakankan yang mampu membuka mata mereka bahwa selama ini mereka telah berada dalam kegelapan yang nyata.

Mahasiswa adalah salah satu sosok yang seharusnya mampu mengemban tugas itu, mereka seharusnya bisa menciptakan sebuah peradaban meski seorang diri, walaupun banyak yang harus mereka hadapi, mereka harus siap di kucilkan oleh masyarakat yang sudah nyaman dengan kebutaan itu, mereka harus siap mehadapi gempuran dari manusia yang telah menyewakan hidupnya kepada penguasa yang semena-mena, dan mereka harus siap mengemban tugas meraka hingga mereka tiada. 

Akan tetapi ingat lah hai Mahasiswa kalian adalah manusia yang mampu mengguncang dunia hanya dengan kata-kata, kalian bisa membuat penguasa dzalim kencing di celana hanya dengan kalian berpikir, kalian adalah makhluk kuat yang tak takut akan kematian, karena bagi kalian penguasa bukanlah tuhan.

Namun ada pertanyaan yang layak untuk kita pertanyakan, apakah saat ini masih ada sosok yang dapat dengan bangga aku sebut sebagai, MAHASISWA?

Posting Komentar untuk "Sikaya dan Simiskin Yang Merindukan Mahasiswa"