Mereka berjuang karena mereka ada.(Ilustrasi by ideogram) |
Idealisme adalah sebuah istilah yang digunakan pada dunia
filsafat oleh Gottfried Wilhem Leibniz seorang
filsuf jerman keturunan sorbia. Idealisme berasal dari kata ide. Menurut Plato
ide diartikan sebagai dunia di dalam jiwa. Maka idealisme bukanlah hanya
sekedar istilah yang dapat gunakan dalam setiap perkara yang kita lakukan.
Ketika istilah ini disandingkan dengan suatu perkara yang dilakukan, maka sudah
seharusnya perkara itu memiliki suatu jiwa. Idealisme perjuangan contohnya, ketika
istilah ini muncul maka sudah seharusnya setiap pejuang memiliki jiwa
perjuangan itu sendiri.
Perjuangan bukan hanya sekedar suara ataupun terluka hingga
bersimbah darah. Perjuangan adalah makna rasa sakit yang sesungguhnya. Sakit
ketika melihat ketidakadilan berkuasa, sakit ketika kezhaliman merajarela,
sakit ketika melihat pederitaan yang ada. Perjuangan memiliki wujud dengan karakter yang
berbeda-beda, ada yang menjadikan tulisan sebagai senjata, maupun yang turun
kejalan berjuang di garis depan menghadapi para penguasa. Namun, mereka memiliki nilai yang sama yaitu
menyuarakan kebenaran, mengemban penderitaan rakyat, memberantas
kesewenang-wenangan, dan membenahi segala bentuk penyimpangan pada hukum maupun
norma.
Maka, pejuang tidaklah memanfaatkan segala sesuatu untuk dirinya ataupun mempekerjakan suara untuk kepentingannya. Tetapi, pejuang adalah mereka
yang berani hidup dengan terluka karena
perjuangannya, mereka yang rela mati untuk sebuah kebenaran yang mereka bela, dan mereka yang berani mempertanggung jawabkan segala ucapanya. Sehingga, mereka
tidak pernah lari ketika para penguasa menodongkan senjata ke kepalanya. Mereka
yang hingga kini masih mengemban amanat penderitaan rakyat, mereka yang tak
terpengaruh oleh perkembangan jaman, dan mereka yang suaranya tak pernah mati
meski mereka sudah tiada. Sosok sastrawan legendaris pernah
berkata ”Dibalik setiap kehormatan mengintip
kebinasaan. Dibalik hidup adalah maut. Dibalik persatuan adalah perpecahan. Dibalik
sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah” Pramoedya
Ananta Toer.
Tak akan ada kata yang pantas di ucapkan untuk perjuangan
mereka. Karena, tak ada kata yang cukup mulia untuk melambangkan kesetiaan
meraka. Pram pun pernah berkata “Jangan
terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya”. Maka,tak heran
ketika seorang pejuang lahir bukan untuk dihormati. Mereka berjuang
karena mereka ada.
Ingatkah kalian akan nasihat sang pendekar pena “Dek, kalau ingin kaya, jangan jadi wartawan, jadilah
pengusaha. Kalau penakut jangan jadi wartawan, jadilah tukang mie bakso” H.
Mahbub Djunaidi. Baginya menjadi wartawan bukanlah untuk mencari kekayaan,
wartawan adalah salah satu cara untuk seseorang berjuang menegakan kebenaran
dan keadilan. Karena wartawan adalah seorang pejuang.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa seorang pejuang
bukanlah meraka yang mencari keuntungan dengan dalih kebenaran. Pejuang adalah
mereka yang terlahir karena kesadaran, mereka yang berjuang tanpa adanya
pamrih, dan mereka yang tak pernah takut untuk mehadapi segala
tantangan yang ada meski mereka harus di kucilkan. Pejuang harus
mempertahankan idealisme perjuangan mereka. Mereka tak akan mundur meski harus
mati dengan dimusuhi. Karena, bagi mereka mundur satu langkah adalah bentuk
dari sebuah pengkhianatan.
Posting Komentar untuk "Pejuang Dengan Idealisme Perjuangan"