Dari Mahasiswa Sampai Ke Mahasewa

Mereka tak pantas lagi menjadi Mahasiswa, kalian ialah Mahasewa!

 Kitabjingga.com~Menjadi Mahasiswa adalah impian terbesarku sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Karena hanya terlalu banyak memonton Film Televisi (FTV) yang menggambarkan tentang jatuh cintanya pada tatapan pertama ketika dua lawan jenis saling tatapan mengambil buku yang terjatuh dilantai karena tak sengaja bertabrakan.

Sesampainya aku duduk dibangku perkuliahan. Ternyata FTV tetaplah FTV. Kulalui kehidupan kampus. Sampai setengah semester awal pun, tak kudapati peristiwa itu.

Ternyata yang kutemukan ialah Aksi Demonstrasi Mahasiswa besar-besaran. Panas-panasan, berkeringat, dan berdasakan. Tak ada sama sekali dengan tujuan awalku.

Sampai akhirnya, aku menyadari bahwa ternyata inilah Mahasiswa. Membaca buku, Berdiskusi, dan juga Aksi Demonstrasi. Itulah cinta yang seharusnya mahasiswa lain rasakan.

Kampusku sendiri, terkenal sebagai kampus yang banyak produksi tokoh-tokoh gerakan. Sehingga, penderitaan hidup sudah menjadi sahabat setia yang menemaniku disetiap harinya.

Pasti tak ada yang menginginkan hidup seperti ini. tidur setelah adzan shubuh dan berangkat kuliah pada jam sembilan paginya. Ketemu makanan seperti melihat air di padang pasir. Banyak berbicara, dan terus menyampaikan hasil bacaan buku kepada mahasiswa lainnya. Meyakini diri bahwa yang kita sebarkan untuk kemashlahatan banyak orang. ada yang menyimak dengan baik. Sampai-sampai bertanya yang tak mampu kujawab. Ada yang pura-pura menyimak dan berfikir bagaimana caranya mampu minggat dariku. Dan ada juga yang benar-benar enggan duduk bersamaku.

Bertambahnya semester, membuat aku mencintai dunia ini. kini lebih dari itu. Aku mampu menggerakan adik-adik tingkat ku untuk melawan pemerintah yang sewenang-wenang. Pada pertama kalinya. Merinding semua bulu ketika melihat banyak mahasiswa dibelakangku, menunggu komando Reformasi padaku.

Namun itu hanyalah kisah puluhan tahun yang lalu. Yang menghantarkanku kedunia yang serba difasilitasi saat ini. Teman-teman seangkatan yang gagal akan mengatakan bahwa aku ini ialah penghianat. Sebagian teman lainnya, mengucapkan selamat pada kesuksesanku. Tak perlu lagi ku klarifikasi. Bahwa inilah tujuan awalku. Inilah keyakinanku, sampai-sampai aku rela bersahabat dengan kemiskinan ketika menjadi mahasiswa kala itu.

Sebagai Tangan Tuhan yang lahir dari dunia gerakan. Rindu rasanya mengingat masa itu. Tak bisa kuhentikan langkahku untuk berjumpa kepada pewaris perjuangan saat ini.

Namun rasanya tak pantas lagi kusebut mereka sebagai Mahasiswa. Pantasnya kini kusebut sebagai Mahasewa!

Posting Komentar untuk "Dari Mahasiswa Sampai Ke Mahasewa"