Sebuah cerpen yang menceritakan tentang jebakan perawan (Ilustrasi by ideogram) |
Malam itu tak seperti malam-malam kemarin yang damai.
Setelah pulang dari berburu di malam hari, aku dan teman-temanku sepakat untuk kembali ke rumah Khan karena kakanya sedang tak ada di rumah. Kami berangkat ke rumah Khan dengan membawa hasil buruan kami. Beberapa temanku ada yang memasak air untuk merendam hasil buruan tadi, dan yang lainnya bersiap-siap untuk mencabut semua bulu-bulu hewan buruan itu, kemudian ada yang bagian mencincang daging buruannya untuk digoreng. Kami sepakat hewan buruan tersebut di goreng saja agar praktis ketika menjadi pendorong.
Setelah semua itu dilakukan hewan buruan telah siap untuk kemudian digoreng. Hidangan siap santap telah tersedia dan dilengkapi dengan bumbu surgawi ala Khan temanku.
Menyantap sambil bersenda gurau dan menceritakan kejadian unik ketika sedang berburu, seketika suasana pecah dengan gemuruh tawa kaum Adam. Tak disangka di kamar depan ada kaka ipar Khan dan sepupunya. Mereka terbangun dan mengingatkan kami untuk tak kencang-kencang ketika tertawa. Tak lama berselang ibu Khan juga ikut keluar dan mengingatkan kami untuk segera tidur sebab malam sudah larut, tepatnya pukul 02:13 WIT.
"Eh, bagi dong video p*rno punya lo, kirim via bluetooth," celetukan salah satu temanku sambil memelas. Tak pernah terpikirkan sebelumnya kalau diantara kami memang ada beberapa temanku yang sangat doyan mengakhiri malam mereka dengan menonton video p*rno. Beberapa temanku yang lainnya telah lelap dalam tidur mereka, tersisa aku dan dua orang temanku yang masih asyik menatap layar hp kami. Ku perhatikan dengan tajam mereka berdua, akhirnya ikut tertidur bersama yang lainnya. Dadaku mulai berdebar kencang tak beraturan. Di kamar depan ada fentilasi yang terbuka lebar menghadapku.
Nafsu yang tak terbendung pun akhirnya terlampiaskan. Kunikmati dada perawan itu, tak kusangka ia terbangun dan tersenyum melihatku sembari sesekali menunjukkan ekspresi sedang menikmati pergejolakan biologisnya itu. Aku yang melihatnya segera tertekun dengan seribu keheranan, betapa nikmatnya perawan yang seolah tersalurkan ini. Tak ingin terjebak dalam keheranan, aku pun keluar sejenak dari kamar itu dan berusaha memastikan bahwa keadaan malam ini memang sedang berpihak padaku.
Kembali ku masuki kamar itu, terlihat ia seolah sedang memberi kode padaku dengan sedikit melebarakan area pahanya. Tak menunggu lama, segera ku sambut kode itu dengan membelai halus area paha sampai pada titik vitalnya. Seketika terdengar jeritan secepat kilat membuatku seolah terjebak dalam keperawanannya.
Posting Komentar untuk "Malam Penuh Tanda Tanya"