Dampak Inflasi luar negri sangat besar pengaruhnya bagi bangsa Indonesia. Pada kuartal pertama, Bank Indonesia (BI) membuat kebijakan untuk meningkatkan suku bunga menjadi sebesar 5,75% di akhir pertengahan januari lalu. Itu bertujuan untuk menghentikan inflasi agar tidak berlanjut.
Tanda ketika adanya inflasi ketika banyaknya kenaikan harga barang dan melemahnya kurs rupiah, ini juga memberikan alarm bagi pemegang kebijakan untuk sigap dalam menghadap keburukan yang ada di perekonomian. Bila tak menentukan langkah selanjutnya, bisa berimbas investor dan sejenisnya angkat kaki dari indonesia dan memperburuk keadaan nantinya.
Beberapa bank di dunia, salah satunya The Fed (USA) dapat mengamankan diri dari inflasi dan krisis resesi dengan cara menaikan suku bunga mereka. Kurs dollar menjadi patokan nilai tukar dunia, dan itu bisa menyebabkan efek domino.
Peperangan yang terjadi di Ukraina juga menambah pelik situasi. Rantai pasok perekonomian terkena imbasnya karena kepercayaan global yang melemah. Bangsa ini juga harus menentukan kebijakan yang tepat dalam menghadapi gempuran ketidakpastian global.
Salah satu langkah Moneter adalah menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi dan melemahnya kurs Rupiah. Indonesia juga pernah menaikkan suku bunga agar Rupiah tidak tertarik oleh Dollar. Pada saat kurs Rupiah melemah diatasi dengan iming-iming bunga yang menggiurkan.
BI juga sempat menaikkan suku bunga menjadi 45%. Masyarakat menjadi berbondong-bondong untuk deposito uang mereka, karena akan mendapatkan keuntungan uang yang sangat fantastis. Bank Dagang Negara (BDN) meluncurkan kenaikan suku bunga diatas rate BI dengan angka sebesar 67,5%.
untuk menghindari kebingungan dalam definisi kebijakan. Jangan sampai terulang lagi, bagaimana inflasi yang diikuti resesi berujung kebangkrutan atau likuidasi perbankan di Indonesia yang ditandai dengan kenaikan suku bunga yang semakin memusingkan.
(Med)
Posting Komentar untuk "Solusi Dalam Menghadapi Inflasi"